Kendal, - Komandan Kodim Kendal Letkol Inf. Misael Marthen Jenry Polii, S.Sos., sebagai narasumber dalam kegiatan acara Jagong Bareng Forkopimda Kendal Bersama Santri yang mengangkat tema "Sinergitas dan Optimalisasi Peran Serta Masyarakat dalam Pencegahan Paham Radikal," di Aula Kodim Kendal. Senin (15/8/2022)
Dalam acara tersebut dihadiri oleh Bupati Kendal H. Dico M. Ganinduto, B.Sc. , Kapolres Kendal, AKBP. Jamal Alam Halepu, S.H., S.I.K., M.Si. , Kepala Kementerian Agama Kendal H. Mahrus, M.Pd.I. , Kasi Intel Kejaksaan Negeri Kendal Bowo, Kepala Badan Kesbangpol Kendal Suharjo, S.Sos dan diikuti oleh 50 orang satri di Kabupaten Kendal.
Perwakilan
santri berikut pengasuhnya yang hadir dalam acara tersebut berasal dari
Ponpes Manbaul Hikmah Kaliwungu, Ponpes Al Ulya, Ponpes Darul Amanah
Sukorejo, Ponpes Miftahul Huda dan Ponpes Salafiyah.
Bupati
Kendal Dico M Ganinduto menyampaikan, untuk mencegah masuknya paham
radikalisme diperlukan peningkatan pada sumber daya manusia (SDM).
Menurutnya, jika SDM sudah baik, maka paham radikalisme susah untuk
menyusupinya.
"Harapannya para pengasuh pondok pesantren
meningkatkan pembelajaran kepada santri agar memiliki pemahaman yang
lebih baik, sehingga mereka bisa mengidentifikasi dimana pergerakan
radikalisme yang ada di Kabupaten Kendal," kata Dico M Ganinduto.
Bupati
juga mengatakan, untuk mencegah masuknya paham radikalisme di tengah
masyarakat perlu adanya kegiatan-kegiatan produktif yang dilakukan
masyarakat.
Dibeberkan,
biasanya paham radikalisme masuk ke tengah masyarakat secara
sembunyi-sembunyi. Mereka mencoba mencuri hati masyarakat untuk kemudian
didoktrin hingga memiliki pemahaman yang anti Pancasila.
"Hal seperti ini sangat penting sekali untuk terus diwaspadai," ungkapnya.
Dikatakan,
Kabupaten Kendal secara umum hingga saat ini masih aman dari pergerakan
radikalisme. Namun meski demikian, ada sejumlah daerah yang tetap
diwaspadai terkait paham radikalisme.
Pengasuh Ponpes Manbaul
Hikmah Kaliwungu, Gus Basyarrohman mengatakan, jauh-jauh hari sebelum
berdirinya NKRI, bela bangsa bela negara adalah harga mati bagi seorang
santri. Pria yang akrab disapa Gus Basyar ini membenarkan perlunya
meningkatkan SDM santri untuk mencegah masuknya paham radikalisme.
"Peningkatan
SDM santri ini penting sekali mengingat saat ini tak sedikit pesantren
yang terpapar paham radikalisme. Biasanya terjadi di pesantren-pesantren
yang tertutup," kata Gus Basyar.
Lebih lanjut disampaikan Gus
Basyar, peningkatan SDM santri menjadi kewajiban bersama para pengasuh
pondok pesantren seperti dirinya, apalagi dirinya pernah mendapatkan
anamah dari Habib Luthfi Pekalongan jika bela negara, bela NKRI bukan
basa-basi.
Seusai acara tersebut dilanjutkan dengan Penandatanganan Deklarasi para
Santri Menolak segala bentuk radikal di Kabupaten Kendal serta pembagian
bendera Merah Putih kepada santri dan pengguna jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar